Tuesday, July 20, 2010

Inhale-Exhale

Ubud, 10 June 2010
Satu kata untuk menutup hari ini, WOW! Hahahha
Entah mengapa rasanya luar biasa hari ini dimana dari semua hari-hari yang saya lewati beberapa hari ini di ubud akhirnya hari ini lah yang saya tunggu, maaf kalau yang akan menganggap ini biasa saja. Tapi menurut saya ini luas biasa, haha maaf kata itu lagi yang kluar…Luar Biasa!
Awalnya saya dan kakak saya yang menemani saya di ubud (thx ka hendi) merasa ingin muter-muter di Ubud, akhirnya kami memutuskan untuk muter ubud awalnya sih ga kepikiran saya mau kemana dan ngapain, yang saya fikirkan hanyalah menikmati keindahan Ubud yang luar biasa mempesona saya. Awalnya saya muter-muter di Monkey Forest liat-liat barang trus cari-cari buku, sampai akhirnya saya memutuskan untuk mengarahkan motor saya kearah desa Campuhan. Dan jenjreng! Saya melewati museum Antonio Blanco, entah apa yang membawa saya kesana rasa ingin tau yang begitu besar membuat saya menghentikan motor saya dan berkunjung ke Museum Sang Maestro.
Luar biasa! Itu yang pertama saya ucapkan dalam hati Museum Antonio Blanco terdapat di atas bukit, Bentuk bangunan yang unik begitu pula dengan luasnya Museum membuat saya terperangah. Dan yang paling saya suka disana, sebelum kita disajikan oleh karya-karya lukisan sang Maestro, kita akan disuguhkan pelayanan dan sambutan dari mba-mba yang akan mengantar kita untuk keliling museum. Selain itu saya juga merasa terkagum-kagum dengan keunikan bangunan-bangunan disitu yang merupakan buah karya dari sang Maestro juga. Selain itu disana saya banyak melihat burung-burung yang ga kalah unik yang dipelihara oleh keluarga Blanco. Dan yang paling luar biasa! Juga adalah kita akan diberikan minuman berupa es Kopi yang entah dari apa dan dari mana resepnya Rasanya Luar biasa!!!! Lagi lagi luar biasa.
Itu tadi hanyalah awal dari perjalanan saya di Museum Antonio Blanco, keindahan yang saya ceritakan tadi hanyalah sebagian dari sekian keajaiban yang yang temukan di dalamnya. Setelah saya berputar-putar Museum sambil menikmati keindah karya lukisan sang Maestro yang membuat mata saya sulit berkedip (ini ga berlebihan yah), tiba-tiba mba-mba guide kami menyampaikan pesan kalau anak dari Antonio Blanco yaitu Mario Blanco ingin bertemu dan berbincang dengan saya, wah betapa senangnya saya ketika saya mendapat kabar itu (sumpah agak deg-degan). Saya fikir orangnya serius, kaku ala-ala seniman eksentrik, tapi ternyata ketika saya bertemu dengan beliau, wow lagi-lagi Luar Biasa! Orangnya sangat ramah dan baik, Beliau pun mulai bercerita tentang keluargaya yang hobby nonton sinetron “Cinta Fitri” (ini juga ga kalah mengejutkan saya). Kalo bisa teriak mungkin saya akan bilang “Yang bener Om?” hahaha. Tapi ga mungkin lah saya teriak-teriak seperti biasa untuk menunjukan rasa spontanitas saya dan kekagetan saya.
Setelah banyak berbincang sambil menunggu kedatangan keluarga Blanco lainnya, tibalah kita di depan sebuah lukisan disini kami tertegun dan tiba-tiba Om Mario berkata pada saya untuk melihat lukisan tersebut “Kamu liat kan dilukisan bapak saya ini banyak coretan dan ini merupakan coretan-coretan yang salah” katanya, Saya cumin bisa berkata “Ohhhh”. Lalu dia bilang “Kamu tau kenapa coretan-coretan kesalahan itu tidak dihapus dari lukisannya?”, saya menggeleng dan dia berkata..
“Seorang pelukis dapat dikatakan pelukis jika dia bisa menggunakan kesalahan coretan dalam kanvasnya, menjadi kekuatan utuk lukisan karyanya”
Saya super tertegun mendengarnya, secara tidak langsung dia menyampaikan pesan bahwa kesulitan dalam hidup janganlah dijadikan suatu hal yang membuat kita jatuh tapi jadikanlah itu sebagai kekuatan untuk memulai hidup kembali dan bangun dari keterpurukan.
Saat itu saya tak terlalu sadar tapi saya terus berfikir, selanjutnya kami berbincang samapai akhirnya tiba di depan lukisan karya beliau. Dilukiasan itu saya melihat ada gambar “Teko, Kelapa dan gamelan” tiba-tiba Om Mario berkata “kamu tau ga arti atau filosofi dari lukisan saya?” dannn lagi-lagi saya cumin bisa menggeleng. Lalu ia pun berkata…
“Teko artinya kita hidup harus seperti teko selalu siap memberi dan menyimpan untuk member orang lain disaat orang lain membutuhkan. Kelapa!, kita hidup sebagai manusia harus seperti kelapa, karena taukah kamu kalau kelapa adalah tumbuhan yang dari ujung akar hingga ujung daunnya memiliki fungsi. Gamelan! Gamelan adalah alat music yang dipukul, dia rela dipukul dia rela disakiti untuk mengeluarkan suara yang indah untuk menghibur orang lain.dan itu yang Harus kita lakukan sebagai seorang SENIMAN”
Peryataan itu sangat menusuk saya seketika, lagi-lagi Luar Biasa! Apa yang saya cari seperti saya temukan dsana. Segala kegalauan saya saya temukan disini. Apa yang saya rasakan selama ini Cacian, Makian, Hujatan dan keletihan memainkan tokoh mischa yang membuang saya terganggu secara psikologis bagai memudar dalam seketika. Jawaban yang saya cari saya temukan tanpa sengaja di tempat ini. Dan saya bersyukur saya bisa bertemu dengan orang-orang mengaggumkan seperti mereka.

Terimakasih untuk:
Om Mario Blanco, Tante Wimas, Fortunia, Falencia, Nio dan Ubud.
“Sepertinya bukan saya yang memilih Ubud tapi ubud yang memilih saya”
Itulah alasan saya bahagian dan cinta berada di Ubud*



1 comment:

  1. horeee..horeee..akhirnya nyai pulih kembalii..hehhe..

    ReplyDelete